Ø Penulis :
·
Remi Radel and philippe
sarrazin ( University
Joseph Fourier)
·
Pascal
Legrain ( University Of Reims Champagne-Ardenne)
·
T.Cameron
Wild ( University Of Alberta)
Ø Abstrak
Dalam penelitian ini
penulis menguji apakah motivational orientation dapat ditularkan oleh guru
kepada murid selama 2 kali kegiatan belajar mengajar, adapun mekanisme yang
mendasari fenomena ini adalah sesi pendidikan fisik yang diberikan kepada siswa
sekolah menengah atas. Murid-murid yang di ajar oleh guru yang dibayar
menampakkan keinginan belajar yang lebih rendah dan kurang tekun, dibandingkan
dengan mereka yang di ajar oleh guru yang mengajar dengan sukarela, meskipun
materi yang disampaikan kepada mereka relative sama. Demikian juga level yang
lebih rendah dan sikap kurang tekun juga ditampakkan oleh pembelajar yang
menerima pelajaran kedua. Sebuah persamaan structural menggambarkan bahwa dalam
akhir model pembelajaran membuat kesimpulan tentang bagaimana secara hakikat
mereka memotivasi teman sebaya mereka. Hasil dari penelitian ini ditafsirkan
dalam theory self-determination.
Kata kunci dalam
penelitian ini adalah: pengaruh social, motivasi intrinsic, teori self-determination,
gaya mengajar.
Ø Latar belakang
Dalam berbagai sisi
kehidupan perilaku adaptive di kembangkan oleh motivasi intrinsic,yang
didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan dengan kepentingan mereka.
Banyak lieteratur yang menunjukkan bahwa motivasi intrinsic banyak diperngarui
oleh factor-faktor social. Secara spesifik, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa motivasi beberpa murid tergantung pada motivasi guru-guru mereka
(Atkinson, 2000; Roth, Assor, Kanat-Maymont, & Kaplan, 2007). Atkinson menunjukkan
bahwa murid-murid lebih termotivasi kepada tehnologi di kelas mereka ketika
mereka diajar oleh guru yang bermotivasi tinggi bila dibandingkan dengan
murid-murid yang diajar oleh guru-guru yang kurang termotivasi. Pengaruh
motivsi guru terhadap murid ini mungkin bisa jadi merupakan hasil dari gaya
mengajar. Pada hakikatnya guru-guru bermotivasi lebih cenderung untuk
mengadopsi sebuah autonomy-supportive style. Bagaimanapun temuan ini dapat juga
menggambarkan bentuk lain dari pengaruh motivasi guru. Dalam penelitian ini
penulis membidik untuk secara lebih dekat meneliti tentang hubungan tentang
motivasi guru dan motivasi murid.
Dalam penelitian yang
lebih spesifik menunjukkan bahwa dukungan otonomi dan perlaku guru yang
dikontrol sudah scukup meskipun tidak penting dalam mempengaruhi motivasi
intrinsk dalam belajar. Pada kenyataannya efek yang sama dapat dimunculkan
dengan menduga motivasi guru dan gaya mengajar yang tetap. Sebagaimana contoh
dalam pemberian pelajaran piano kepada orang yang beru menenalnya. Dalam IM
condition seorang guru digolongkan sebagai seorang sukarelawan dan piagam
apresiasi diberikan kepadanya sebelum ia memulai pelajaran. Sebaliknya dalam
extrinsic motivation condition seorang guru digolongkan seorang pekerja yang
digaji. Guru tersebut tidak diberitahukan atas manupulasi ini kemudian
diberikan pelajaran yang standard kepada murid dalam dua kondisi tersebut.
Murid-murid yang mempercayai bahwa guru mereka pada hakikatnya termotivasi
ditemukan lebih menikmati dan berpengaruh positif dalam pembelajaran serta
lebih tertarik untuk belajar lebih jauh dan menunjukkan aktivitas explorasi yang lebih besar bila dibandigkan
dengan murid yang memiliki keyakinan bahwa guru mereka termotivsi secara extrinsic.
Ø Prosedur Penelitian
·
Peserta
Peserta dalam penelitian ini adalah
murid-murid yang di ambil dari dua sekolah menengah atas prancis, tiga minggu
sebelum hari experiment semua peserta menyelesaikan skala motivasi olahraga
versi prancis guna mengidentifikasi motivasi mereka yang berhubungan dengan
olahraga.
·
Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari
orang cacat sedunia, seluruh informasi tentang kegiatan belajar mengajar
disampaikan kepada murid-murid oleh guru pendidikan jasmani mereka. Pertama,
mereka diberitahukan bahwa sesi special teaching dalam pelajaran olahraga untuk
orang-orang cacat akan diberikan oleh seorang guru tamau selama pelajaran
pendidikan jasmani mereka, guna menumbuhkan kepedulian tentang bagaimana hidup
dengan orang cacat. Beberapa murid menerima penjelasan langsung dari guru dan
sebagian yang lain menerima penjelasan dari teman sebaya mereka
Ø Hasil Penelitian
Kesimpulan dan
pengaruh social pada intrinsic motivation, Murid generasi pertama dalam kondisi
sukarela menampakkan ketertarikan yang lebih besar secra signifikan, mereka
menikmati dan menampakkan ketekunan sikap yan lebih besar secara signifikan.
Demikian juga murid-murid yang diajar oleh generasi pertama dalam kondisi
sukarela akan menampakkan gejala yang sama bila dibandingkan dengan peserta
yang diajar oleh generasi pertama dalam kondisi tidak sukarela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar