Powered By Blogger

Rabu, 28 September 2016

PERMBANGUNAN BERKELANJUTAN JAWA TIMUR

Jawa Timur merupakan sebuah provinsi ditimur Pulu Jawa, salah satu provinsi terbesar di  Indonesia. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa (https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur) dengan luas wilayahyang begitu besar danpertumbuhan penduduk yang semakin padat menjadikan masalah Jawa Timur begitu kompleks dari masalah sosial,ekonomi dan budaya. Masyarakat jawa timur memiliki karakteristik yang masih kental dengan adat jawa yang terkenal sopan santun, hal ini banyak dikaitkan dengan jawa timur pernah menjadi ibu kota kerajaan terbesar dinusantara yaitu Majapahit. Ditambah lagi adanya masyarakat madura yag kental akan budaya agamisnya menjadikan hal ini berjalan berkesinambungan satu dengan yang lain.
Kompleksnya permasalahan dijawa timur tentu harus didukung dengan adanya kebijakan politik yang diambil oleh pemangku kebijakan dalam rangka mensejahterakan masyarakat jawa timur. Pemegang pucuk kepemimpinan dijawa timur harus orang yang benarbenar meiliki integritas yang tinggi yang benar-benar punya komitmen untuk mensejahterakan rakyat.
Era globalisasi yang semakin maju saat ini menjadikan “PR” tersendiri bagi para elit politik dalam mempersiapkan pemimpinnya untuk diusung di jawa timur. Era reformasi saat initentu berbeda jauh dengan era orde baru atau orde lama. Era orde baru yang lalu masih dihantui dengan kondisi politik yang tidak menentu sehingga pemimpin jawa timur haruslah benar-benar yang tegas untuk bisa sigap menangani permasalahan. Ketegasan saat itu sampai ada anggapan yang mengartikan haruslah mantan militer yang memimpin jawa timur. Namun anggapan tersebut kandas setelah era reformasi yang begitu berkembang pesat, keterbukaan informasi yang begitu luas dan kondisi perkembangan zaman yang begitu cepat pasca terpilihnya Pak Dhe Karwo (Drs. H. Soekarwo, M.Hum) sebagai Gubernur Jatim lewat pemilihan langsung oleh masyarakat jawa timur. Pak Dhe mampu menjawab semuanya bahwa sipil juga sudah mampu menjadi pemimpin yang didambakan rakyat. Pribadi yang terkenal dengan senyuman dan kesantunannya dianggap masyarakat sebagai representasi dari kepribadian masyarakat jawa timur yang asli.
Kepemimpinan jawa timur kedepan tentunya harus mengedepankan pembangunan berkelanjutan, tidak harus separtai denganpemimpin sebelumnya tapi pembangunan yang belum tuntas harus mampu dilanjutkan sebelum membuat rencana pembangunan baru. Pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan infrastruktur guna menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat jawa timur, baik itu pembangunan sektor pertanian, perkebunan, perikanan maupun sektor usaha yang lain. Runtuh dan mundurnya suatu bangsa adalah selalu adanya perubahan frame pembangunan dari setiap pergantian pemimpin, tentu hal ini jangan sampai terjadi dijawa timur. Seburuk-buruknya pemimpin pasti masih ada baiknya, kebaikan inilah yang perlu diwariskan dan diteruskan oleh penerusnya.
Perkembagan yang tak kalah pentingnya adalah pembangunan sektor sosial dan moral manusianya. Jangan sampai infrastruktur dibangun dengan begitu bagus tapi kehidupan sosial makin terkikis, jangan samapai rasa gotong royong dan “tepo sliro” antar masyarakat yangmenjadikan ciri khas masyarakat jawa timur justru hilang dengan dibangunnya infrastruktur yang semakin modern. Moral manusianya semakin rusak dengan masuknya budaya asing yang tanpa difilter terlebih dahulu. Tentu ini masih jadi garapan serius untuk pemimpin jawa timur yang selanjutnya. Seperti yang kita lihat saat ini banyak sekali kegiatan remaja yang semakin tidak produktif seperti balap liar dan minum minuman keras, bahkan masih banyak kasus tindakan asusila yang melibatkan remaja dibawah umur.
Melihat dengan kacamata itu semuanya tentu pemimpin jawa timur selanjutnya harus memiliki visi yang jelas, misi yang lugas sehingga mampu diterjemahkan dalam sebuah program kerja yang riil untuk pembangunan berkelanjutan di jawa timur.