Powered By Blogger

Kamis, 17 April 2014

REVIEW BUKU V ILMU PENGETAHUAN DAN TANGGUNG JAWAB KITA (Prof . Dr. A.G.M. Van Melsen)

1. Dari Banyak Menjadi Satu
               Bagaimanapun juga, yang pasti ialah bahwa dulu ilmu pengetahuan memperlihatkan kesatuan lebih jelas daripada sekarang. Maka orang mendapat kesan bahwa ilmu pengetahuan telah berkembang dari keadaan bersatu menjadi banyak. Garis perkembangan ini dapat mengherankan, karena rupanya langsung bertentangan dengan sumber inspirasi yang menghasilkan ilmu pengetahuan, yaitu hasrat untuk mencari kesatuan dalam banyak sekali gejala yang ada.
2. Banyaknya Ilmu
               Ada banyaknya ilmu sebetulnya tidak perlu menggangu, sekurang-kurangnya tidak perlu bahwa adanya banyak ilmu bertentangan dengan tendensi ilmu pengetahuan yang fundamental, yaitu mencari kesatuan. Seandainya setiap ilmu khusus memetakan sebagian realitas, maka kita hanya perlu menggabungkan peta-peta itu supaya dapat memperoleh tinjauan yang mencakup seluruh realitas. Walaupun setiap ilmuwan hanya mengenal salah satu peta, namun bersama-sama mereka semua memiliki pandangan yang lengkap, namun demikian, situasi tidak semudah itu.
               Spesialisasi illmu pengetahuan biasanya tidak terjadi karena ilmuwan membatasi diri pada suatu wilayah tertentu. Ilmu-ilmu berbeda satu sama lain, karena digunakan metode-metode yang sangat berlainan untuk menyelidiki, melukiskan dan mengerti realitas. Aristoteles, hal itu dirumuskan sebgai berikut : “ kita berpendapat mempunyai pengetahuan tentang suatu hal, bila kita mengenal penyebab adanya sesuatu dan bila lalu kita ketahui juga hal itu memang begitu karena penyebabnya dan tidak  mungkin duduk persoalan lain.
3. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan Dan Masyarakat : Dulu dan Sekarang
               Perbedaan antara situasi ilmu pengetahuan dulu dan sekarang tentu tidak terbatas pada kesatuan lebih besar yang menandai ilmu pengetahuan di masa lampau. Dulu ilmu pengetahuan praktis tidak mempengaruhi hidup sehari-hari dan di anggap biasa saja, bila ilmu pengetahuan tidak mempunyai konsekuensi dalam hidup kemasyarakatan, karena maknanya sama sekali lain.
               Ilmu pengetahuan bertujuan mengingatkan manusia bahwa selain makhluk alamiah - makhluk yang tersimpul dalam tata susunan alam – ia masih merupakan sesuatu yang lain, yaitu makhluk yang mengetahui tentang dirinya dan dengan demikian juga tentang perbedaan dengan alam. Ilmu pengetahuan bermaksud mendalami pengertian tentang diri manusia dan alam itu, supaya rohani manusia dapat sampai pada inti dirinya.
               Kini fungsi kemasyarakatan dari ilmu pengetahua telah berubah secara radikal. Barangkali masih ada sisa sedikit dari fungsi aslinya harus kita selidiki lagi nanti, tetapi yang pasti ialah bahwa ilmu pengetahuan yang sekarang ini melayani kehidupan sehari- hari menurut segala aspeknya. Tentu saja, dapat dikatakan juga bahwa kita sekarang ini berada dalam semacam gerak spiral, di satu pihak kita harus menggunakan ilmu pengetahuan untuk menjamin kebutuhan-kebutuhan kita yang paling elementer dan di pihak lain keharusan itu sebagian disebabkan karena kita telah mempengaruhi dan mengubah keadaan hidup kita yang natural.
4. Apa Sebabnya Kegunaan Ilmu Pengetahuan Ditemukan
               Perkembangan ilmu pengetahuan inilah dari ilmu pengetahuan yang semata-mata rasional lewat ilmu pengetahuan yang bersifat rasional – empiris menuju ilmu pengetahuan yang bersifat rasional – eksperimental yang telah mengakibatkan diteukannya kegunaan ilmu pengetahuan. Karena itu dengan sendirinya teknik juga mendapat kemungkinan-kemungkinan dan impuls-impuls baru. Ilmu pengetahuan dan pertama-tama ilmu alam mulai mengabdi kepada teknik dan dengan ikut serta dalam keguanaannya. Dimensi – dimensi kehidupan sehari –hari dengan itu telah berubah dengan cara yang tidak disangka – sangka. Ilmu pengetahuan mulai mempengaruhi segala sector kemasyrakatan secara mendalam, sekalipun perkembangan itu semulanya tidak di inginkan oleh ilmu pengetahuan itu sendiri.
5. Sifat Progresif Ilmu Pengetahuan Dewasa Ini.
               Ilmu pengetahuan eksperimental tidak mempunyai lingkup penggalaman yang selalu sama. Dalam dan dengan eksperimen, ilmu pengetahuan senantiasa mewujudkan kemungkinan – kemungkinan baru yang terpendam dalam dank arena itu lingkup penggalamannya diperluas terus menerus.  Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sebelum timbulnya ilmu pengetahuan yang bersifat eksperimental aspek progresif ilmu pengetahuan itu hampir tidak dapat dilihat.
6. Tempat “ Prima Principa “ Dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan yang Klasik.
               Menurut pandangan Yunani dan Abad Pertengahan, Prima Principa, prinsip-prinsip fundamental dari ilmu pengetahuan, terbuka bagi rasio. Kebenaran prinsip – prinsip itu harus dipastikan dulu, sebelum ilmu pengetahuan dapat dimulai. Maka itu mempraktekan ilmu pengetahuan tidak lain dari pada menarik konsekuensi-konsekuensi logis dari prima princpa ini.
7. Kedudukan “ Primia Principa “ yang Telah Berubah
               Ilmu pengetahuan masih tetap mempunyai cita - cita untuk disalah satu bidang menurunkan dalil sebanyak mungkin dari jumlah aksioma yang sekecil mungkin, menurut aturan - aturan deduksi logis yang tela ditetapkan. Dalam situasi di bidang ilmu alam. Hubungan dengan realitas yang dapat didalami tentu dapat dipertahankan, sperti juga cita-cita aksiomatis.

               Namun demikian, ada perbedaan besar dengan pandangan klasik. Aksioma –aksioma teori ilmu alam atau prima principa ( prinsip – prinsip pertama ) yang digunakan untuk mengadakan deduksi, sekarang tidak merupakan anggapan anggapan yang sudah tersedia bila ilmu alam mulai sebaliknya boleh dikatakan aksioma- aksioma fundamental tidak merupakan titik tolak, melainkan tujuan ilmu pengetahuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar