Powered By Blogger

Kamis, 17 April 2014

REVIEW BUKU I LOGIKA SCIENTIFIKA (DR W. Poespoprodjo, L.PH.,S.S)

Dalam buku Logika Scientifika, dijelaskan bahwa untuk menentukan generalisasi yang sehat, kita harus menerapkan tiga buah cara pengujian adalah sebagai berikut :
1. Adakah kita telah mempertimbangkan hal-hal atau kejadian-kejadian dari kelompok yang diuji dalam jumlah secukupnya?. Orang harus seksama dan kritis untuk menentukan apakah generalisasi (mencapai kemungkinan probabilitas) dapat dipercaya. Dan kemungkinan tersebut harus muncul karena didasarkan contoh-contoh yang cukup.
2.  Adakah hal-hal atau kejadian-kejadian yang diuji merupakan sample yang cukup dari seluruh kelompok yang dipertimbangkan? Orang hendaknya melihat adakah sample yang diselidiki cukup representatif mewakili kelompok yang diperiksa. Apabila tidak, agak sulitlah untuk memperoleh hasil yang seksama
3.  Ada kekecualian dalam kesimpulan umum? Apabila ada kekecualian, apakah juga diperhitungkan dan diperhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi? Apabila jumlah kekecualiannya banyak, kita tidak mungkin dapat membuat generalisasi. Tetapi jika hanya terdapat beberapa kekecualian, kita masih dapat membuat generalisasi, asalkan selalu waspada dan hati-hati untuk tidak menggunakan kata-kata seperti : semua, setiap, tiap-tiap dalam generalisasi. Kata-kata seperti ini hendaknya diganti dengan istilah : pada umumnya, kebanyakan, menurut garis besarnya. ( Poespoprodjo, 1999 : 240-242)
A.  ILMU PENALARAN ATAU ILMU LOGIKA
Logika dalah Ilmu dan Kecapakan Menalar, Berpikir dengan Tepat. Dengan kata lain ditunjuk sasaran atau bidang logika, yaitu kegiatan likiran atau akal budi manusia. Dengan berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk “ mengolah “ pengetahuan yang telah kita terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk untuk mencapai suatu kebenaran.
Berpikir Dengan Tepat
Dengan ini ditunjuk segi khusus yang diperlihatkan dalam logika, yaitu tepatnya pemikiran kita. Suatu pikiran yang tepat dan jitu, yang sesuai dengan patokan – patokan seperti yang dikemukan dalam logika, disebut “ logis “. Jalan pikiran yang tidak mengindahkan patokan – patokan logika itu tentu “ berantakan dan sesat – dan dari pikiran yang sesat akan timbul tindakan yang sesat pula.
Kecakapan
Logika sebagai ilmu merumuskan aturan – aturan untuk pemikiran yang tepat. Kita pelajari aturan – aturan tersebut untuk dapat menerapkannya, seperti misalnya dalam membuktikan sesuatu atau menganalisis suatu persoalan. Maksud pelajaran logika sangat praktis.
Pemikiran
          Pengetahuan manusia berawal dari pengalaman – pengalaman kongkret, pengalaman sensitive – rasional : fakta : objek-objek, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang dilihat/dialami. Tetapi akal kita tidak hanya puas hanya dengan mengetahui fakta saja. Akal kita ingin mengerti mengapa sesuatu itu demikian adanya.  
Hubungan
          Hubungan antara dua hal dapat dinyatakan dengan berbagai cara :
a. Kalimat berita atau putusan
b. Hubungan sebab akibat (kausal)
c. Hubungan maksud tujuan (final)
d. Hubungan bersyarat (kondisional)
Implisit – Eksplisit
          Hubungan tersebut tidak selalu dinyatakan dengan terang-terangan atau eksplisit (tersurat);  Seringkali hanya secara implisit ( tersirat ) saja. Untuk menganalisa jalan pikiran maka hal-hal yang hanya secara implicit terkandung di dalam suatu pemikiran kerap kali perlu di eksplisitkan, artinya dirumuskan secara terurai dan lengkap.  
B. MENGUJI SUATU PENALARAN ATAU SUATU JALAN PIKIRAN
          Tujuan pemikiran manusia adalah : mencapai pengetuhuan yang benar dan sedapat mungkin pasti. Tetapi dalam kenyataan hasil pemikiran (kesimpulan) maupun alasan-alasan yang diajukan belum tentu selalu benar.
          Benar = sesuai dengan kenyataan. Jadi apabilan yang dipikirkan itu benar- benar demikian, cocok dengan realitas.  Salah = tidak sesuai dengan kenyataan, jadi apabila yang dipikirkan itu tidak cocok dengan realitas yang sebenarnya.


Skema
          Sebagai alat pembantu untuk menguji atau menganalisa suatu pemikiran, maka berguna sekali menyusun jalan pikirannya ( langkah-langkahnya dan hubungan – hubungannya ) dalam bentuk sebuah skema, sehingga keliatan dengan jelas mana yang merupakan kesimpulan, mana yang alasan, serta bagaimana orang dari alasan-alasan tertentu menarik kesimpulan tertentu.
Induksi
          Persoalan terutama mengenai induksi. Suatu jalan pikiran disebut induksi manakala berupa penarikan kesimpulan yang umum (berlaku untuk semua / banyak ) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus (beberapa/sedikit). Agar jalan pikiran seperti itu mencapai kesimpulan yang benar dan pasti. Jelas bahwa syarat-syarat yang harus dipenui berat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar