Dalam buku Logika Scientifika, dijelaskan bahwa
untuk menentukan generalisasi yang sehat, kita harus menerapkan tiga buah cara
pengujian adalah sebagai berikut :
1. Adakah kita telah mempertimbangkan
hal-hal atau kejadian-kejadian dari kelompok yang diuji dalam jumlah
secukupnya?. Orang harus seksama dan kritis untuk menentukan apakah
generalisasi (mencapai kemungkinan probabilitas) dapat dipercaya. Dan
kemungkinan tersebut harus muncul karena didasarkan contoh-contoh yang cukup.
2. Adakah
hal-hal atau kejadian-kejadian yang diuji merupakan sample yang cukup dari
seluruh kelompok yang dipertimbangkan? Orang hendaknya melihat adakah sample
yang diselidiki cukup representatif mewakili kelompok yang diperiksa. Apabila
tidak, agak sulitlah untuk memperoleh hasil yang seksama
3. Ada
kekecualian dalam kesimpulan umum? Apabila ada kekecualian, apakah juga
diperhitungkan dan diperhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi? Apabila jumlah
kekecualiannya banyak, kita tidak mungkin dapat membuat generalisasi. Tetapi
jika hanya terdapat beberapa kekecualian, kita masih dapat membuat
generalisasi, asalkan selalu waspada dan hati-hati untuk tidak menggunakan
kata-kata seperti : semua, setiap, tiap-tiap dalam generalisasi. Kata-kata
seperti ini hendaknya diganti dengan istilah : pada umumnya, kebanyakan,
menurut garis besarnya. ( Poespoprodjo, 1999 : 240-242)
A. ILMU PENALARAN ATAU ILMU LOGIKA
Logika dalah Ilmu dan Kecapakan
Menalar, Berpikir dengan Tepat. Dengan kata lain ditunjuk sasaran atau bidang
logika, yaitu kegiatan likiran atau akal budi manusia. Dengan berpikir
dimaksudkan kegiatan akal untuk “ mengolah “ pengetahuan yang telah kita terima
melalui panca indra, dan ditujukan untuk untuk mencapai suatu kebenaran.
Berpikir Dengan
Tepat
Dengan ini ditunjuk segi khusus
yang diperlihatkan dalam logika, yaitu tepatnya pemikiran kita. Suatu pikiran
yang tepat dan jitu, yang sesuai dengan patokan – patokan seperti yang
dikemukan dalam logika, disebut “ logis “. Jalan pikiran yang tidak
mengindahkan patokan – patokan logika itu tentu “ berantakan dan sesat – dan
dari pikiran yang sesat akan timbul tindakan yang sesat pula.
Kecakapan
Logika sebagai ilmu merumuskan
aturan – aturan untuk pemikiran yang tepat. Kita pelajari aturan – aturan
tersebut untuk dapat menerapkannya, seperti misalnya dalam membuktikan sesuatu
atau menganalisis suatu persoalan. Maksud pelajaran logika sangat praktis.
Pemikiran
Pengetahuan
manusia berawal dari pengalaman – pengalaman kongkret, pengalaman sensitive –
rasional : fakta : objek-objek, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang
dilihat/dialami. Tetapi akal kita tidak hanya puas hanya dengan mengetahui
fakta saja. Akal kita ingin mengerti mengapa sesuatu itu demikian adanya.
Hubungan
Hubungan
antara dua hal dapat dinyatakan dengan berbagai cara :
a. Kalimat berita atau putusan
b. Hubungan sebab akibat (kausal)
c. Hubungan maksud tujuan (final)
d. Hubungan bersyarat (kondisional)
Implisit
– Eksplisit
Hubungan
tersebut tidak selalu dinyatakan dengan terang-terangan atau eksplisit
(tersurat); Seringkali hanya secara
implisit ( tersirat ) saja. Untuk menganalisa jalan pikiran maka hal-hal yang
hanya secara implicit terkandung di dalam suatu pemikiran kerap kali perlu di eksplisitkan, artinya dirumuskan secara
terurai dan lengkap.
B. MENGUJI SUATU PENALARAN ATAU SUATU JALAN PIKIRAN
Tujuan
pemikiran manusia adalah : mencapai pengetuhuan yang benar dan sedapat mungkin
pasti. Tetapi dalam kenyataan hasil pemikiran (kesimpulan) maupun alasan-alasan
yang diajukan belum tentu selalu benar.
Benar
= sesuai dengan kenyataan. Jadi apabilan yang dipikirkan itu benar- benar
demikian, cocok dengan realitas. Salah =
tidak sesuai dengan kenyataan, jadi apabila yang dipikirkan itu tidak cocok
dengan realitas yang sebenarnya.
Skema
Sebagai
alat pembantu untuk menguji atau menganalisa suatu pemikiran, maka berguna
sekali menyusun jalan pikirannya ( langkah-langkahnya dan hubungan –
hubungannya ) dalam bentuk sebuah skema, sehingga keliatan dengan jelas mana
yang merupakan kesimpulan, mana yang alasan, serta bagaimana orang dari
alasan-alasan tertentu menarik kesimpulan tertentu.
Induksi
Persoalan
terutama mengenai induksi. Suatu jalan pikiran disebut induksi manakala berupa
penarikan kesimpulan yang umum (berlaku untuk semua / banyak ) atas dasar
pengetahuan tentang hal-hal yang khusus (beberapa/sedikit). Agar jalan pikiran
seperti itu mencapai kesimpulan yang benar dan pasti. Jelas bahwa syarat-syarat
yang harus dipenui berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar