Powered By Blogger

Kamis, 17 April 2014

REVIEW BUKU VI THE END OF SCIENCE (SENJAKALA ILMU PENGETAHUAN) (John Horgan )


Ø      LATAR BELAKANG
                 Segala sesuatu yang ada awalnya pasti ada akhirnya. Kebenaran pernyataan tersebut tidak perlu diragukan lagi. Segala sesuatu yang ada awalnya pasti mempunyai kelahiran dan diciptakan. Implikasinya maka iapasti akan menemui akhirnya atau kematiannya. Begitu juga dengan ilmu pengetahuan (science) yang lahir sejak manusia pertama ada di dunia inimemikirkan tentang alam semesta tempat ia tinggal, seharusnya memiliki akhir dimana setelah itu tidak ada lagi ilmu pengetahuan. Ketika upaya manusia untuk membongkar alam semesta ini berakhir.
             Filsafat hingga Ilmu Sosial dijelaskan pula bagaimana cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut telah mencapai kemajuan yang luar biasa pesat beberapa abad terakhir ini. Tetapi ironinya, kemajuan tersebut telah membawa ilmuwan kepada sebuah tembok yang tak bisa ditembus, tak bisa dijangkau. Ketidakberdayaan manusia menjangkau tembok tersebut akhirnya justru membunuh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sudah mati, sains sudah selesai. Saat itu sebagaimana dituliskan tak ada lagi yang perlu dibuktikan, tak ada lagi yang perlu dicapai, tak ada lagi yang lebih menarik.Ilmu pengetahuan telah mencapai titik nadinya.
Ø KONSERVATISME ILMU PENGATAHUAN
             Budaya ilmiah pernah jauh lebih kecil dan karena itu lebih rentan dengan perubahan yang cepat. Kini ilmu pengetahuan telah menjadi birokrasi intelektual, sosial dan politik yang besar, yang sukar ditandingi. Stuart. Kauffman, dalam percakapan kami, membandingkan konservatisme ilmu pengetahuan dengan konservatisme biologi evolusioner, dimana sejarah secara sungguh-sungguh menghambat perubahan. Tidak hanya ilmu pengetahuan tapi system-sistem gagasan lainnya terutama gagasan-gagasan yang memiliki konsekuensi social besar cenderung untuk “stabil dan membeku” selamanya. Kauffman menampilkan alasan yang sempurna kenapateori-teorinya yang radikal tentang asal-usul kehidupan dan asal-usul tatananbiologi selalu tertolak. Jika ada gagasan ilmiah yang membuktikankemampuannya untuk mengatasi semua penentangnya, maka gagasan itu adalah teori evolusi darwin.
Ø ASAL- USUL KEHIDUPAN YANG MISTERIUS
             Jika seorang penganut kreasionisme, akan berhenti menyerang teori evolusi, yang sangat didukung oleh catatan fosil dan memfokuskan perhatian pada asal-usul kehidupan. Teori asal-asul kehidupan merupakan sasis penopang paling lemah bagi biologi modern. Asal-usul kehidupan adalah mimpi penulis ilmu pengetahuan. Teori ini dipenuhi oleh ilmuan dan teori-teori eksotik, yang belum pernah sepenuhnya ditinggalkan atau diterima,hanya terus berlaku dan ketinggalan zaman.
             Salah satu peneliti asal-usul kehidupan yang paling rajin dan dihormati adalah Stanley Miller. Hasil penelitian miller ini tampaknya menyajikan bukti menarik bahwa kehidupan boleh jadi berasal dari apa yang disebut ahli kimia Inggris J.B.S Haldane sebagai “sop purba”. Setelah percobaan pada tahun 1953, Miler mendedikasikan dirinya untuk mencari rahasia kehidupan. Ia membangun reputasi baik sebagai pelaku percobaan yang teliti (eksperimentalis) dan seorang curmudgeon (orang yang cepat mengkritik pekerjaan yang menurutnya jelek). Suatu hari Miller bersumpah bahwa para ilmuwan akan menemukan molekul yang dapat memperbanyak dirinya yang menjai pemicu kisah besar evolusi. Ketika Miller melakukan ercobaannya yang terkenal pada tahun 1953, sebagian besar ilmuan masih meyakini keyakinan Darwin bahwa protein merupakan calon paling mungkin bagi molekul yang menciptakan dirinya sendiri, karena protein diperkirakanmampu memproduksi dan menata diri sendiri. Setelah menemukan bahwa DNA adalah dasar transmisi genetis dan sintesis protein, banyak penelitimulai mengutamakan nucleic acids ketimbang protein sebagai molekul purba.Namun pada rintangan utama dalam skenario ini. DNA tidak meciptakan protein, tidak pula bisa mengcopy dirinya tanpa bantuan protein katalitas yang disebut enzim. Kenyataan ini bahwa teka-teki asal usul kehidupan pada permasalahan klasik telur dan ayam mana yang duluan, protein atau DNA? Para ilmuwan mungkin menemukan bukti kehidupan di luar bumi dimasa depan. Penemuan seperti itu akan menggabungkan semua ilmupengetahuan, filsafat, dan pemikiran manusia.
             Stepen Jay Gould dan RichardDawkins mungkin bisa memantapkan argumentasi mereka tentang apakahseleksi alam adalah fenomena kosmis atau hanya fenomena terestrial saja(meskipun masing-masing tak diragukan lagi akan menemukan bukti yangmenguatkan pandangan mereka). Pada buku ini Darwin mendasari teori seleksi alamnya dengan duapenelitian yaitu pertama tumbuhan dan hewan biasanya melahirkan banyak keturunan melebihi kemampuan lingkungan mereka. Dan yang kedua keturunan mereka sedikit berbeda dari orang tuanya dan dari sesamanya.Darwin menyimpulkan bahwa masing - masing organisme, dalam perjuangan reproduksinya berlomba baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan yang lain dari spesies yang sama. Daya jelajah ilmu pengetahuan bukannya serba tak terbatas sebagaimana yang lazim dibayangkan orang kebanyakan, termasuk sejumlah ilmuwan tersohor. Serupa halnya dengan apa pun yang hadir dibumi ini, ia tak bisa mengelak dari keniscayaan hukum logika organik: lahir,tumbuh, memudar, dan lantas berakhir. Tanpa perlu diragukan lagi, ilmu pengetahuan telah menunjukkan pencapaian yang luar biasa setelah sejak empat abad silam menggeser posisi agama sebagai pemegang otoritas pendefinisi kebenaran. Lewat kacamatarasional-empiris, Ia secara menakjubkan telah memberi kita titik terang atas berbagai misteri semesta yang sebelumnya justru tak terbayangkan dan serasa mustahil terpecahkan.Isaac Newton telah membuka sebagian misteri itu melalui hukum gerak dan gravitasi universal. Charles Darwin telah mengungkapkan kunci evolusi makhluk hidup melalui teori seleksi alam. Albert Einstein dengan brilian memberikan kita pemahaman tentang konsep relativitas. BegitupunFrancis Crick dan James Watson yang menemukan kunci mendasar kehidupan, struktur double-helix DNA. Berseberangan dengan iman yang selama ini diyakini para ilmuwan yang menganggap bahwa satu temuan baru akan melahirkan seribu pertanyaan baru, John Horgan memiliki pandangan pesimistis jika pertanyaantersebut disodorkan kepadanya.
             Mengutip penjelasan Gunther Stent, peloporbiologi molekuler, Horgan menegaskan bahwa ilmu pengetahuan mungkin akan berakhir. Akan tetapi, bukan karena adanya skeptisisme kaum akademisiyang sofis, melainkan justru karena ia telah bekerja dengan sangat baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar