1.
Tabel
Pendidikan Menurut Pandangan Aliran Filsafat Eksistensialisme
No
|
URAIAN
|
PENJELASAN
|
1
|
Dasar Filosofis
|
Manusia adalah
individu yang bebas. Bebas untuk melakukan dan mendefinisikan dirinya sendiri
secara individual. Manusia tidak lain adalah bagaimana dia menjadi dirinya
sendiri dan menyadari adanya orang lain, sehingga dapat menciptakan dunianya
sendiri yang berarti bagi dirinya dan bagi kehidupan orang lain atau
lingkungannya, (Sunarso, 2010:01)
|
2
|
Tokoh
|
Eksistensialisme pada
awalnya berasal dari pemikiran Soren Kierkegaard (Denmark: 1813-1855). Inti
masalahnya ialah: apa itu kehidupan manusia? Apa tujuan dari kegiatan
manusia? Bagaimana kita menyatakan keberadaan manusia? Pokok pemikirannya
dicurahkan kepada pemecahan yang kongkret terhadap persoalan arti “berada”
mengenai manusia, (Sobri, 2013).
|
|
|
Martin Heidegger
(1889-1976), Heidegger memajukan tiga soal pokok: siapakah manusia itu?
Apakah wujud (being) yang kongkrit? Dan satu lagi, soal yang paling serius:
Apakah wujud (being) realitas tertinggi itu? . Soal yang paling pokok bagi
Heidegger adalah: Apakah arti kata-kata "Aku ada"?. Manusia adalah
suatu makhluk yang 'terlempar' di dunia ini tanpa persetujuannya. Ia perlu
mengakui keterbatasannya. Ia ke luar dari jurang yang sangat dalam, untuk
menghadapi jurang yang sangat dalam. Dalam menghadapi ketidakadaan
(nothingness) ia gelisah, tetapi kegelisahannya memungkinkan untuk menjadi
sadar tentang eksistensinya. Dalam mempelajari dirinya, manusia menemukan
soal-soal kesementaraan (temporality), takut dan khawatir, hati kecil dan
dosa, ketidakadaan dan mati, (Sudrajat, 2012)
|
|
|
Jean-Paul Sartre,
Manusia mangada dengan kesadaran terhadap dirinya sendiri. Keberadaan manusia
berbeda dengan benda-benda yang lain, (Sunarso, 2010:07)
|
3
|
Pendidik (Guru)
|
a.
Guru mempunyai peranan
dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
b.
Guru hendaknya orang
yang telah menguasai suatu cabang ilmu, seorang guru yang ahli (a master
teacher) bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang tepat, dan yang wataknya tanpa cela.
Guru dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas dalam suatu bidang
pengetahuan dan keahliannya tidak diragukan, (Sobri, 2013).
c.
Guru hendaknya memberi
semangat kepada murid untuk memikirkan dirinya didalam suatu dialog. Guru
menanyakan tentang ide-ide yang dimiliki murid, dan mengajukan ide-ide lain,
dan membimbingnya untuk memilih alternatif (- Nurwatiazzah, 2011).
|
4
|
Peserta Didik (Siswa)
|
Peserta didik (siswa)
merupakan makhluk rasional dengan
pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya dan siswa dipandang sebagai
makhluk yang utuh yaitu yang akal pikiran, rohani, dan jasmani yang semua itu
merupakan kebulatan dan semua itu perlu dikembangkan melalui pendidikan.
Dengan melaksanakan kebebasan pribadi, para siswa akan belajar dasar-dasar
tanggung jawab pribadi dan sosial (Gandra, 2013).
|
5
|
Kurikulum
|
Kurikulum
eksistensialisme memberikan perhatian yang besar terhadap humaniora dan seni.
Karena kedua materi tersebut diperlukan agar individu dapat mengadakan
introspeksi dan mengenalkan gambaran dirinya. Pelajaran harus didorong untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan, serta memperoleh pengetahuan yang diharapkan. Kurikulum yang
diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum liberal merupakan landasan
bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan-aturan. Oleh karena itu,
disekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat)
terhadap kebebasan untuk semua, (Gandra, 2013).
|
6
|
Metode
|
Tidak ada pemikiran
yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk
pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik. Adapun ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam aliran ini antara lain:
1)
Diskusi, diharapkan
siswa dapat bekerja sama dengan teman untuk mencari dan merumuskan suatu
gagasan dengan ide dan kreatifitas masing-masing.
2)
Metode latihan mental,
misalnya pemberian tugas; dan penugasaan pengetahuan, misalnya melalui
penyampaian informasi dan membaca(Sobri, 2013).
|
7
|
Hasil
|
Manusia itu sendirilah
yang dapat menentukan baik atau buruknya dirinya. Ungkapan dari aliran ini
adalah “ Truth is subjectivity” atau kebenaran terletak pada
pribadinya maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak
baik bagi pribadinya maka itulah yang buruk.
|
2.
Cermati
fenomena pendidikan di lapangan yang
sejalan dengan aliran filsafat tersebut (rujukan media cetak/elektronik), dan
deskripsikanlah fenomena hasil amatan anda tersebut (maksimum satu halaman saja, dengan menyebutkan
sumbernya).
Fenomena
pendidikan dilapangan yang sejalan dengan aliran filsafat eksistensialisme kami
rujuk dari media online berikut :
Surabaya –
Alif , putra Ny Siami, dipaksa wali kelasnya memberikan contekan secara
massal kepada teman-temannya pada saat Ujian Nasional SD baru-baru ini. Bahkan
sebelum UN ada simulasi pencontekan massal segala. Tidak setuju dengan tindakan
guru sekolah tersebut, Ny Siami melaporkan kasus ini ke Dinas Pendidikan Surabaya.
Akibat perbuatan guru wali kelas tersebut, Dinas Pendidikan kemudian memberi
hukuman mutasi dan penurunan pangkat kepada oknum guru dan kepala sekolah (yang
dianggap ikut bertanggung jawab). Eh, warga sekitar sekolah yang tidak lain
orangtua murid-murid SDN Gadel 2 tidak terima dengan hukuman tersebut, mereka
marah kepada Ny Siami dan keluarganya. Warga berunjuk rasa dan mengecam Ny
Siami yang dianggap sok pahlawan, dan puncaknya warga mengusir keluarga Ny
Siami keluar dari kampung.
Alif Ahmad Maulana, siswa
SDN Gadel II, Tandes, Surabaya yang membeberkan contek massal menjadi
narasumber bagi teman-teman sebayanya. Puluhan anak SD dan SMP terlihat
antusias bertanya soal sikap Alif yang enggan memberi contekan ke
teman-temannya. Alif pun menjawab dengan spontan meski terlihat malu-malu.
"Saya senang (tidak mencontek)," tutur Alif di kantor DPP KNPI, Jl
Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2011).
"Kalau besar nanti
jadi apa saja mau, yang penting jujur dan berguna," cetus Alif saat
ditanya soal cita-citanya oleh anak-anak yang lain.
Hasil Ujian Nasional (UN)
Alifa Ahmad Maulana, berada di posisi pertama di SD Gadel 2 Surabaya. Nilai
akhir rata-rata Alif dari tiga mata pelajaran (mapel) UN yakni Bahasa
Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam mencapai 9,1.
"Dengan rata-rata
nilai 9,1, Alif ranking satu di SD Gadel 2, " ungkap Kepala Dinas
Pendidikan Jawa Timur, Harun, Jumat (17/6).
Nilai UN Alif untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia mencapai 9,6 dan untuk nilai sekolah mencapai 8,75.
Dengan perolehan itu, nilai akhir Bahasa Indonesia untuk Alif mencapai 9,3. Untuk nilai
mapel Matematika, Alif mendapat 8,5 untuk UN dan 8,83 untuk nilai sekolah.
Dengan dua perolehan itu, maka nilai akhir Alif untuk mapel Matematika mencapai
8,6. Sementara untuk nilai IPA, Alif mendapat 9,75 untuk UN dan 8,88
untuk nilai sekolah. Nilai akhir Alif untuk pelajaran IPA mencapai 9,4.
Rata-rata nilai akhir Alif mencapai 9,1.
Fenomena tersebut menjelaskan bagaimana seorang
Alif (peserta didik) mempunyai rasa tanggung jawab yang besar, ia menolak
melakukan contek massal disekolahnya meskipun kesempatan itu ada dan
diinstruksikan oleh guru (pendidik). Dia
paham bahwa kejujurannya membawa resiko namun ia tetap percaya bahwa dengan
bersikap jujur akan membawa hikmah tersendiri. Dan ternyata berwujud pada hasil
nilai UN Alif yang tertinggi disekolahnya meskipun tanpa melakukan contek
massal.
3.
Analisislah
dasar filosofi tentang fenomena yang anda deskripsikan itu (tuliskalnlah end note nya: Nama Penulis,
tahun, halaman)
Analisisnya
adalah sebagai berikut :
Alif (peserta didik) : Alif
telah belajar mengenai rasa tanggung jawab dengan cara melaksanakan kebebasan
pribadi tanpa mematuhi perintah guru yang bertentangan dengan norma
kedisiplinan yang ada dengan cara tidak memberikan contekan kepada
teman-temannya. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa Peserta didik (siswa)
merupakan makhluk rasional dengan
pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya dan siswa dipandang sebagai
makhluk yang utuh yaitu yang akal pikiran, rohani, dan jasmani yang semua itu
merupakan kebulatan dan semua itu perlu dikembangkan melalui pendidikan. Dengan
melaksanakan kebebasan pribadi, para siswa akan belajar dasar-dasar tanggung
jawab pribadi dan sosial (Gandra, 2013).
Guru (Pendidik) : Dalam kasus ini guru menganggap dirinya yang paling berkuasa dengan
menginstruksikan kepada para muridnya untuk melakukan contek massal ketika UN.
Ada teori yang mengatakan bahwa Manusia yang bereksistensi adalah manusia
yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa
manusia harus menjadi manusia super (uebermensh) yang mempunyai mental majikan
bukan mental budak. Dan kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan penderitaan
karena dengan menderita orang akan berfikir lebih aktif dan akan menemukan dirinya
sendiri (Friedrich
Nietzsche, 1844-1900).
4.
Kemukakanlah
kelemahan dan kelebihannya
Adapun Kelemahan
dan Kelebihan Aliran Fislasafat Eksistensialisme adalah sebagai berikut:
a.
Kelebihan
Eksistensialisme
y
Menekankan pada individu
sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
y
Memberi semangat dan
sikap yang dapat diterapkan dalam usaha pendidikan.
b.
Kekurangan
Eksistensialisme
y
Sangat tidak
puas dengan sistem filsafat
tradisional yang bersifat dangkal, akademis dan jauh dari kehidupan.
y
Penolakan untuk dimasukkan dalam aliran filsafat
tertentu.
5.
Daftar
Pustaka:
-
Sunarso, (2010),
Mengenal Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sarte Serta Implementasinya dalam
Pendidikan, Yogyakarta: Jurusan PKNH FISE UNY
-
Sobri, M.(2013,
Februari), Filsafat Pendidikan Eksistensialisme dan Kontribusinya terhadap
Pendidikan Islam, [online], diakses pada tanggal 26 Desember
2013dari http://sobrimoh.blogspot.com/2013/02/filsafat-pendidikan-eksistensialisme_2070.html
-
Sudrajat, Filsafat
Eksistensialisme Dan Fenomenologi, [online] diakses pada tanggal
26 Desember 2013 dari : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prof.%20Dr.%20Ajat%20Sudrajat,%20M.Ag./BAB%20%205%20-%20FILSAFAT%20EKSISTENSIALISME.pdf
-
Nurwatiazzah, (2011,
Desember), Filsafat Pendidikan Eksistensialisme, [online] diakses pada tanggal
26 Desember 2013 dari : http://nurwatiazzah.blogspot.com/2011/12/filsafat-pendidikan-eksistensialisme.html
-
Gandra, Muhazir, (2013, Mei), Aliran
Eksistensialisme dan Implikasinya dalam Pendidikan, [online] diakses
pada tanggal 26 Desember 2013 dari http://kopite-geografi.blogspot.com/2013/05/aliran-eksistensialisme-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar