Powered By Blogger

Kamis, 31 Oktober 2013

PENDAPAT 5 FILSAFAT TENTANG 5 KOMPONEN PENDIDIKAN

1.      Idealisme
a.       Pendidik
Dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme guru berfungsi sebagai personifikasi dari kenyataan anak didik, seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa, menguasai teknik mengajar secara baik, pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid, teman dari para muridnya, pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar, idola para siswa, insan kamil yang bisa menjadi teladan para siswanya, pribadi yang komunikatif, mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar, harus merasa bahagia jika anak muridnya berhasil, bersikap demokratis dan mengembangkan demokrasi, serta harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.
b.      Peserta Didik
Siswa yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas.
c.       Kurikulum
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme adalah pengembangan kemampuan berpikir dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
d.      Metode
Metode yang digunakan yaitu metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog dan lain-lain sehingga akan menjadi suasana proses belajar mengajar menjadi aktif.
e.       Hasil Akhir
Dari pendidikan idealisme hasil akhir bagi individual antara lain bertujuan agar peserta didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan hasil akhir pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain.

2.      Realisme
a.       Pendidik
Dalam pendidikan realisme peran pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi peserta didik. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, keterampilan teknik-teknik pendidikan dengan kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan.
b.      Peserta didik
Dalam pendidikan realisme peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya. Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c.       Kurikulum
Kurikulum mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pengetahuan umum dan pengetahuan praktis. Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
d.      Metode
Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning (stimulus-respon) adalah metode pokok yang digunakan semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap, dan berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
e.       Hasil akhir
Hasil akhir pada pendidikan realisme adalah penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial. Tujuan program pendidikan terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup dan masyarakat.

3.      Tradisiolisme
a.       Pendidik
Guru hanya bertugas menolong membangkitkan potensi yang dimiliki anak didik agar menjadi aktif dan nyata, bukan membentuk atau memberikan kemampuan kepada anak didik. Tugas guru dalam konteks aliran ini tentu lebih pada pembimbing dari pada pemateri atau transfer pengetahuan.
b.      Peserta didik
Dalam pendidikan perenialisme peserta didik adalah subjek sekaligus inti dalam pelaksanaan pendidikan. Peserta didik dalam hal ini menyusun rancangan dimana ia belajar dengan prestasi-prestasi warisan budaya masa lalu. Tugasnya kemudian merealisasikan nilai-nilai yang diwarikan kepadanya dan jika memungkinkan meningkatkan dan menambah prestasi-prestasi itu melalui usaha sendiri.
c.       Kurikulum
Menurut aliran ini kurikulum bersifat subject centered, berpusat pada materi pelajaran. Materi pelajaran bersifat seragam, universal, dan abadi. Selain itu materi pelajaran harus berarah pada pembentukan rasionalitas manusia karena demikianlah hakikat manusia. Materi pelajaran memiliki status tertinggi dalam kurikulum pendidikan,
d.      Metode
Dalam aliran ini metode pendidikan yang digunakan adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendiskusikan karya-karya yang tertuang dalam the greats books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.
e.       Hasil Akhir
Dalam aliran perenialisme atau traditiolisme, hasil akhir pendidikan ini yaitu nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal dan abadi. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan adalah peserta didik dapat menyiapkan dan menginternalisasikan nilai-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup

4.      Pragmatisme
a.       Pendidik
Pedidik selalu melatih anak didiknya untuk mampu memecahkan problem-problem yang ada dalam kehidupan. Seorang pendidik mesti menggiring pemahaman kepada anak didiknya, bahwa belajar adalah suatu kebutuhan anak didik. Oleh karena itu, anak didik progresif mesti selalu mampu menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
b.      Peserta didik
Bagi aliran ini inti proses pendidikan terdapat pada peserta didik, karena peserta didik dalam konsepnya adalah manusia yang memiliki potensi rasio dan intelektual yang akan berkembang melalui pengkondisian pendidikan. Peserta didik adalah manusia yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi berbagai problem dan lingkungannya.
c.       Kurikulum
Kurikulim yang digunakan pada aliran ini adalah semacam laboratorium yang terlihat sebagai kegiatan eksperimentasi yang semua kegiatan terinci sedemikian rupa sampai kepada hal-hal yang terkecil, sehingga mencerminkan sebuah proses yang tidak terpisah. Kurikulum ini juga merupakan kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik yang menjunjung tinggi sikap sosialitas, sehingga corak aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada kooperatif dan konpetisi.
d.      Metode
Metode yang digunakan pada pendidikan progresivisme atau aliran pragmatis yaitu problem solving dan berpusat pada anak, diantaranya metode belajar aktif, metode memonitor kegiatan belajar, dan metode penelitian ilmiah.
e.       Hasil akhir
Yang diharapkan pada aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai hasil akhir tersebut pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Dengan asas ini, pendidikan bertujuan untuk memberikan pengalaman empiris kepada anak didik sehingga terbentuk pribadi yang selalu belajar dan berbuat.

5.      Eksistensialisme
a.       Pendidik
Pada aliran ini pendidik merupakan pengatur situasi, dimana proses belajar mengajar tidak ditumpahkan begitu saja namun ditawarkan agar hubungan antara guru dan siswa direalisasikan sebagai suatu dialog. Peran guru melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana guru pada hari ini, besok lusa mungkin menjadi peserta didik.
b.      Peserta didik
Dalam pendidikan eksistensialisme peserta didik adalah disadari sebagai makhluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihan suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pendidikan.
c.       Kurikulum
Kurikulum eksistensialis cenderung bersifat liberal, membawa manusia pada kebebasan. Oleh karena itu, di sekolah harus diajarkan pendidikan sosial untuk mengajarkan rasa hormat terhadap kebebasan, serta privasi masing-masing individu.
d.      Metode
Dalam metode ini tidak ada pemikiran yang mendalam, tetapi metode apapun yang digunakan harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan.
e.       Hasil akhir
Hasil yang diharapkan pada aliran ini adalah dapat menjadi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar