1.
Idealisme
a.
Pendidik
Dalam sistem pengajaran yang
menganut aliran idealisme guru berfungsi sebagai personifikasi dari kenyataan
anak didik, seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa,
menguasai teknik mengajar secara baik, pribadi terbaik, sehingga disegani oleh
para murid, teman dari para muridnya, pribadi yang mampu membangkitkan gairah
murid untuk belajar, idola para siswa, insan kamil yang bisa menjadi teladan
para siswanya, pribadi yang komunikatif, mampu mengapresiasi terhadap subjek
yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya, guru pun harus ikut belajar
sebagaimana para siswa belajar, harus merasa bahagia jika anak muridnya
berhasil, bersikap demokratis dan mengembangkan demokrasi, serta harus mampu
belajar, bagaimana pun keadaannya.
b.
Peserta Didik
Siswa yang menganut paham
idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan
ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai
makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini dapat
dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas.
c.
Kurikulum
Kurikulum yang digunakan
dalam pendidikan yang beraliran idealisme adalah pengembangan kemampuan
berpikir dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
d.
Metode
Metode yang digunakan yaitu
metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog dan lain-lain
sehingga akan menjadi suasana proses belajar mengajar menjadi aktif.
e.
Hasil Akhir
Dari pendidikan idealisme hasil
akhir bagi individual antara lain bertujuan agar peserta didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis
dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada
akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan hasil akhir pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan
terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain.
2.
Realisme
a.
Pendidik
Dalam pendidikan realisme peran
pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan
dengan keras menuntut prestasi peserta didik. Peranan pendidik adalah menguasai
pengetahuan, keterampilan teknik-teknik pendidikan dengan kewenangan untuk
mencapai hasil pendidikan.
b.
Peserta didik
Dalam pendidikan realisme peran
peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya.
Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin
mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c.
Kurikulum
Kurikulum mencakup semua
pengetahuan yang berguna berisi pengetahuan umum dan pengetahuan praktis.
Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam hidup
dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan umum untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan
bekerja.
d.
Metode
Metodenya harus logis dan
psikologis. Metode pontiditioning (stimulus-respon) adalah metode pokok yang
digunakan semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun
tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap, dan
berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat
dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
e.
Hasil akhir
Hasil akhir pada pendidikan
realisme adalah penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial. Tujuan program
pendidikan terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat
dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan
tanggung jawab sosial dalam hidup dan masyarakat.
3.
Tradisiolisme
a.
Pendidik
Guru hanya bertugas menolong
membangkitkan potensi yang dimiliki anak didik agar menjadi aktif dan nyata, bukan
membentuk atau memberikan kemampuan kepada anak didik. Tugas guru dalam konteks
aliran ini tentu lebih pada pembimbing dari pada pemateri atau transfer
pengetahuan.
b.
Peserta didik
Dalam pendidikan
perenialisme peserta didik adalah subjek sekaligus inti dalam pelaksanaan
pendidikan. Peserta didik dalam hal ini menyusun rancangan dimana ia belajar
dengan prestasi-prestasi warisan budaya masa lalu. Tugasnya kemudian
merealisasikan nilai-nilai yang diwarikan kepadanya dan jika memungkinkan
meningkatkan dan menambah prestasi-prestasi itu melalui usaha sendiri.
c.
Kurikulum
Menurut aliran ini kurikulum
bersifat subject centered, berpusat
pada materi pelajaran. Materi pelajaran bersifat seragam, universal, dan abadi.
Selain itu materi pelajaran harus berarah pada pembentukan rasionalitas manusia
karena demikianlah hakikat manusia. Materi pelajaran memiliki status tertinggi
dalam kurikulum pendidikan,
d.
Metode
Dalam aliran ini metode
pendidikan yang digunakan adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan
mendiskusikan karya-karya yang tertuang dalam the greats books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.
e.
Hasil Akhir
Dalam aliran perenialisme
atau traditiolisme, hasil akhir pendidikan ini yaitu nilai-nilai kebenaran yang
bersifat universal dan abadi. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan adalah
peserta didik dapat menyiapkan dan menginternalisasikan nilai-nilai kebenaran
yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup
4.
Pragmatisme
a.
Pendidik
Pedidik selalu melatih anak
didiknya untuk mampu memecahkan problem-problem yang ada dalam kehidupan.
Seorang pendidik mesti menggiring pemahaman kepada anak didiknya, bahwa belajar
adalah suatu kebutuhan anak didik. Oleh karena itu, anak didik progresif mesti
selalu mampu menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
b.
Peserta didik
Bagi aliran ini inti proses
pendidikan terdapat pada peserta didik, karena peserta didik dalam konsepnya
adalah manusia yang memiliki potensi rasio dan intelektual yang akan berkembang
melalui pengkondisian pendidikan. Peserta didik adalah manusia yang aktif,
kreatif dan dinamis dalam menghadapi berbagai problem dan lingkungannya.
c.
Kurikulum
Kurikulim yang digunakan
pada aliran ini adalah semacam laboratorium yang terlihat sebagai kegiatan
eksperimentasi yang semua kegiatan terinci sedemikian rupa sampai kepada
hal-hal yang terkecil, sehingga mencerminkan sebuah proses yang tidak terpisah.
Kurikulum ini juga merupakan kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh
setiap peserta didik yang menjunjung tinggi sikap sosialitas, sehingga corak
aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada kooperatif dan konpetisi.
d.
Metode
Metode yang digunakan pada
pendidikan progresivisme atau aliran pragmatis yaitu problem solving dan
berpusat pada anak, diantaranya metode belajar aktif, metode memonitor kegiatan
belajar, dan metode penelitian ilmiah.
e.
Hasil akhir
Yang diharapkan pada aliran
ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja secara sistematis, mencintai
kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai hasil akhir tersebut
pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap
anak. Dengan asas ini, pendidikan bertujuan untuk memberikan pengalaman empiris
kepada anak didik sehingga terbentuk pribadi yang selalu belajar dan berbuat.
5.
Eksistensialisme
a.
Pendidik
Pada aliran ini pendidik merupakan
pengatur situasi, dimana proses belajar mengajar tidak ditumpahkan begitu saja
namun ditawarkan agar hubungan antara guru dan siswa direalisasikan sebagai
suatu dialog. Peran guru melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana
guru pada hari ini, besok lusa mungkin menjadi peserta didik.
b.
Peserta didik
Dalam pendidikan
eksistensialisme peserta didik adalah disadari sebagai makhluk rasional dengan
pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihan suatu komitmen terhadap pemenuhan
tujuan pendidikan.
c.
Kurikulum
Kurikulum eksistensialis
cenderung bersifat liberal, membawa manusia pada kebebasan. Oleh karena itu, di
sekolah harus diajarkan pendidikan sosial untuk mengajarkan rasa hormat
terhadap kebebasan, serta privasi masing-masing individu.
d.
Metode
Dalam metode ini tidak ada
pemikiran yang mendalam, tetapi metode apapun yang digunakan harus merujuk pada
cara untuk mencapai kebahagiaan.
e.
Hasil akhir
Hasil yang diharapkan pada
aliran ini adalah dapat menjadi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif
dalam semua bentuk kehidupan.